Jumat, 24 Juli 2015

TABARRUK DENGAN BAJU NABI YUSUF





Mengenai tabarruk dengan baju Nabi Yusuf, Allah swt menjelaskan bahwa ketika Nabi Ya’qub as dalam keadaan buta, lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Nabi Yusuf as, maka iapun melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman-Nya :

اِذْهَبُواْ بِقَمِيْصِيْ هٰذَا فَأَلْقُوْهُ عَلٰى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيْراً وَأْتُوْنِيْ بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِيْنَ
Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".  (Q.S. 12 Yusuf 93)

فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيْرُ أَلْقَاهُ عَلٰى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيْراً قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَّكُمْ إِنِّيْ أَعْلَمُ مِنَ اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya’qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya’qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya". (Q.S. 12 Yusuf 96)

            Ini merupakan dalil Al-Qur’an, bahwa benda/pakaian orang-orang shaleh dapat menjadi perantara kesembuhan dengan idzin Allah tentunya, kita bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya menyebutkan baju gamis Nabi Yusuf dengan ucapannya: Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali. Itu semua agar kita memahami bahwa Allah swt memuliakan benda-benda yang pernah bersentuhan dengan tubuh hamba-hamba-Nya yang shaleh.

            Imam Az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya menjelaskan tentang hakekat baju Nabi Yusuf dengan mengatakan: “Dikatakan: itu adalah baju warisan yang di hasilkan oleh Yusuf dari permohonan (do’a). Baju itu datang dari surga. Malaikat Jibril telah diperintahkan untuk membawanya kepada Yusuf. Di baju itu tersimpan aroma surgawi yang tidak ditaruh ke orang yang sedang mengidap penyakit kecuali akan disembuhkan”. (Tafsir Al-Kasyaf jilid 2 halaman 503).

Tentu sangat mudah bagi Allah swt. untuk mengembalikan penglihatan Nabi Ya’qub tanpa melalui proses pengambilan berkah semacam itu. Namun harus kita ketahui hikmah di balik itu. Terkadang Allah swt. menjadikan beberapa benda menjadi ‘sumber berkah’ agar menjadi ‘sebab’ untuk mencapai ‘tujuan’ yang dikehendaki-Nya. Selain karena Allah swt. juga menginginkan agar manusia mengetahui bahwa terdapat benda-benda, tempat-tempat, waktu-waktu dan pribadi-pribadi yang memiliki kesakralan karena mempunyai kedudukan khusus di mata Allah swt, sehingga semua itu dapat menjadi ‘sarana’. Allah swt. memberkati orang untuk mencapai kesembuhan dari penyakit, pengkabulan doa, pensyafa’atan dalam pengampunan dosa, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar