Minggu, 23 Agustus 2015

Dalil tabarruk (ngalap berkah) dengan bekas tempat telapak, bibir Nabi




حَدَّثَنَا أَبُوْ سَعِيْدٍ مَوْلٰى بَنِيْ هَاشِمٍ حَدَّثَنَا ذَيَّالُ بْنُ عُبَيْدِ بْنِ حَنْظَلَةَ قَالَ سَمِعْتُ حَنْظَلَةَ بْنَ حِذْيَمٍ جَدِّيْ أَنَّ جَدَّهُ حَنِيْفَةَ قَالَ لِحِذْيَمٍ اجْمَعْ لِيْ بَنِيَّ .... قَالَ حَنْظَلَةُ فَدَنَا بِيْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ لِيْ بَنِيْنَ ذَوِيْ لِحًى وَدُوْنَ ذٰلِكَ وَإِنَّ ذَا أَصْغَرُهُمْ فَادْعُ اللهَ لَهُ فَمَسَحَ رَأْسَهُ وَقَالَ بَارَكَ اللهُ فِيْكَ أَوْ بُوْرِكَ فِيْهِ قَالَ ذَيَّالٌ فَلَقَدْ رَأَيْتُ حَنْظَلَةَ يُؤْتَى بِالْإِنْسَانِ الْوَارِمِ وَجْهُهُ أَوِ الْبَهِيْمَةِ الْوَارِمَةِ الضَّرْعُ فَيَتْفُلُ عَلىٰ يَدَيْهِ وَيَقُولُ بِسْمِ اللهِ وَيَضَعُ يَدَهُ عَلىٰ رَأْسِهِ وَيَقُوْلُ عَلىٰ مَوْضِعِ كَفِّ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَمْسَحُهُ عَلَيْهِ وَقَالَ ذَيَّالٌ فَيَذْهَبُ الْوَرَمُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id bekas budak bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Dzayyal bin Ubaid bin Handzalah ia berkata; saya mendengar Hadzalah bin Hidzyam kakekku, bahwa kakeknya yaitu Hanifah berkata kepada Hidzyam; "Kumpulkan kepadaku anak-anakku, …… Handzalah berkata; "Lalu aku mendekati Rasulullah saw dan mengadu; "Sungguh aku punya banyak anak yang sudah dewasa dan selainnya dan mereka juga punya anak-anak mereka, maka berdoalah pada Allah untuknya!." Maka beliau mengusap kepalanya dan bersabda: "Barakallah fiik au burika fiihi (semoga Allah memberi keberkahan padamu atau diberkai padanya." Dzayyal berkata; "Aku telah melihat Handzalah didatangkan seseorang yang wajahnya bengkak atau binatang yang susunya bengkak, lalu ia meludahi kedua tangannya dan berkata; "Bismillah (dengan menyebut nama Allah) dan meletakkan tangannya di atas kepala orang atau binatang yang bengkak, dan mengucapkan sambil meletakkan tangannya persis di tempat tangan Rasulullah saw dahulu meletakkan, lalu beliau mengusapnya. Dzayyal berkata; "Maka bengkaknya pun sembuh." (H.R. Ahmad no. 21207).

Para Tabi’in melakukan tabarruk dengan kemuliaan mata sahabat Rasulullah yang pernah melihat Rasulullah, dan bertabarruk dengan tangan yang telah menyentuh Rasulullah di masa hidupnya. Perlakuan kaum Tabi’in ini sedikitpun tidak diingkari oleh para sahabat Nabi, sebaliknya mereka menyetujui perlakuan tersebut. Dalam sebuah hadits diriwayatkan sebagai berikut:
عَنْ ثَابِتٍ قَالَ: كُنْتُ إذَا أَتَيْتُ أَنَسًا يُخْبَرُ بِمَكَانِي فَأَدْخُلُ عَلَيْهِ فَآخُذُ بِيَدَيْهِ فَأُقَبِّلُهُمَا وَأَقُوْلُ: بَأَبِيْ هَاتَانِ الْيَداَنِ اللَّتاَنِ مَسَّتَا رَسُوْلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَأُقَبِّلُ عَيْنَيْهِ وَأَقُوْلُ: بِأَبِي هَاتَانِ الْعَيْنَانِ اللَّتَانِ رَأتَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رَوَاهُ أَبُوْ يَعْلٰى وَرِجَالَهُ رِجَالُ الصَّحِيْحِ غَيْرُ عَبْدِ اللهِ بْنِ أبِي بَكْرِ الْمَقْدِمِيٍّ وَهُوَ ثِقَةٌ)

“Dari Tsabit Al-Bunani (Salah seorang dari Tabi'in ternama, murid Anas ibn Malik) berkata: “Apabila aku mendatangi Anas ibn Malik, ia (Anas) selalu diberitahu tentang kedatanganku, maka aku menemuinya dan meraih kedua tangannya untuk aku cium. Aku berkata: “Sungguh, kedua tangan inilah yang telah menyentuh jasad Rasulullah saw”, kemudian juga aku cium kedua matanya, aku berkata: “Sungguh, kedua mata inilah yang telah melihat Rasulullah saw”. (H.R. Abu Ya’la no. 3397, dan para perawinya adalah para perawi Shahih selain ‘Abdullah ibn Abu Bakar Al-Maqdimi dan dia adalah perawi yang terpercaya (Tsiqah).

حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ الْكَرِيْمِ الْجَزَرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ ابْنَةِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلىٰ أُمِّ سُلَيْمٍ وَفِي الْبَيْتِ قِرْبَةٌ مُعَلَّقَةٌ فَشَرِبَ مِنْ فِيْهَا وَهُوَ قَائِمٌ قَالَ فَقَطَعَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ فَمَ الْقِرْبَةِ فَهُوَ عِنْدَنَا

Telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdul Karim Al-Jazari berkata; telah mengabarkan kepadaku Ibnu Ibnati Anas bin Malik (keponakan Anas) dari Anas bin Malik berkata; "Bahwasanya Nabi saw masuk ke rumah Ummu Sulaim, lalu di dalam rumah beliau mendapatkan Qirbah (tempat air dari kulit) yang menggantung, maka beliau pun meminum dari mulut Qirbah dengan posisi berdiri." Anas berkata; "Kemudian Ummu Sulaim memotong mulut Qirbah dan sekarang masih ada padaku." (H.R. Ahmad no. 12517)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ يَزِيْدَ بْنِ يَزِيْدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ بْنِ أَبِي عَمْرَةَ عَنْ جَدَّةٍ لَهُ يُقَالُ لَهَا كَبْشَةُ الْأَنْصَارِيَّةُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا قِرْبَةٌ مُعَلَّقَةٌ فَشَرِبَ مِنْهَا وَهُوَ قَائِمٌ فَقَطَعَتْ فَمَ الْقِرْبَةِ تَبْتَغِيْ بَرَكَةَ مَوْضِعِ فِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabah telah memberitakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Yazid bin Yazid bin Jabir dari Abdurrahman bin Abu 'Amrah dari neneknya yang bernama Kabsyah Al-Anshariyah, bahwa Rasulullah saw pernah masuk menemuinya, beliau mendapatkan Qirbah (tempat air dari kulit) yang menggantung, maka beliau pun meminum dari mulut Qirbah dengan posisi berdiri." Kabsyah lalu memotong mulut qirbah itu guna mengharap berkah dari bekas mulut Rasulullah saw." (H.R. Ibnu Majah 3549)
حَدَّثَنِي زَكَرِيَّاءُ بْنُ يَحْيٰى عَنْ أَبِي أُسَامَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَسْمَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّهَا حَمَلَتْ بِعَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَتْ فَخَرَجْتُ وَأَنَا مُتِمٌّ فَأَتَيْتُ الْمَدِيْنَةَ فَنَزَلْتُ بِقُبَاءٍ فَوَلَدْتُهُ بِقُبَاءٍ ثُمَّ أَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعْتُهُ فِي حَجْرِهِ ثُمَّ دَعَا بِتَمْرَةٍ فَمَضَغَهَا ثُمَّ تَفَلَ فِيْهِ فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ دَخَلَ جَوْفَهُ رِيْقُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ حَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ ثُمَّ دَعَا لَهُ وَبَرَّكَ عَلَيْهِ وَكَانَ أَوَّلَ مَوْلُوْدٍ وُلِدَ فِي الْإِسْلَامِ تَابَعَهُ خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ مُسْهِرٍ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَسْمَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّهَا هَاجَرَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ حُبْلٰى
Telah menceritakan kepadaku Zakaria bin Yahya dari Abu Usamah dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Asma' rdh, bahwa Asma' sedang mengandung 'Abdullah bin Az-Zubair. Dia berkata; "Aku keluar (menuju) dengan usia kandungan yang sudah sempurna lalu aku tiba di Madinah. Aku singgah di Quba' lalu melahirkan disana. Kemudian aku membawa bayiku ke hadapan Nabi saw, aku letakkan di buaiannya. Kemudian beliau meminta sebutir kurma dan mengunyahnya kemudian meludahkannya ke mulut bayiku. sehingga yang pertama kali masuk ke rongga mulutnya adalah air ludah Rasulullah saw. Kemudian beliau mentahniknya dengan kurma (memasukkan kunyahan kurma ke bagian depan tenggorokan sebelah atas) lalu mendo'akannya dan memberkahinya. Dialah anak yang pertama kali lahir dalam Islam." Hadits ini di perkuat oleh Khalid bin Makhlad dari 'Ali bin Mushir dari Hisyam dari bapaknya dari Asma' rdh, bahwa dia berhijrah kepada Nabi saw dalam keadaan mengandung. (H.R. Bukhari no. 3909)

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ عَاصِمٍ عَنِ ابْنِ سِيْرِيْنَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ قَدَحَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  اِنْكَسَرَ فَاتَّخَذَ مَكَانَ الشَّعْبِ سِلْسِلَةً مِنْ فِضَّةٍ قَالَ عَاصِمٌ رَأَيْتُ الْقَدَحَ وَشَرِبْتُ فِيْهِ

Telah bercerita kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari 'Ashim dari Ibnu Sirin dari Anas bin Malik ra berkata; "Gelas milik Nabi saw pecah lalu beliau mengumpulkan dan mengikatnya dengan rantai terbuat dari perak". 'Ashim berkata; "Aku melihat gelas tersebut lalu kupergunakan untuk minum". (H.R. Bukhari no. 3109)

حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا أَبُوْ غَسَّانَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُوْ حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ ذُكِرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِمْرَأَةٌ مِنَ الْعَرَبِ ...... جَلَسَ فِي سَقِيْفَةِ بَنِيْ سَاعِدَةَ هُوَ وَأَصْحَابُهُ ثُمَّ قَالَ اسْقِنَا يَا سَهْلُ فَخَرَجْتُ لَهُمْ بِهٰذَا الْقَدَحِ فَأَسْقَيْتُهُمْ فِيْهِ فَأَخْرَجَ لَنَا سَهْلٌ ذٰلِكَ الْقَدَحَ فَشَرِبْنَا مِنْهُ قَالَ ثُمَّ اسْتَوْهَبَهُ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيْزِ بَعْدَ ذٰلِكَ فَوَهَبَهُ لَهُ
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd ra dia berkata; "Ketika dituturkan kepada Rasulullah saw tentang cerita seorang wanita Arab, … Lalu Nabi saw kembali dan duduk di bangsal Bani Sa'idah bersama dengan para sahabatnya. Kemudian beliau bersabda: "Tuangkanlah kepada kami minuman wahai Sahal." Lalu saya mengeluarkan mangkuk ini untuk mereka dan memberikan minuman kepada mereka dengan menggunakan mangkuk tersebut." Setelah itu Sahal mengeluarkan mangkuk tersebut untuk kami dan kami pun meminum air darinya." Abu Hazim berkata; "Selang beberapa tahun kemudian, Umar bin Abdul Aziz meminta mangkuk itu, maka mangkuk tersebut di berikan kepadanya." (H.R. Bukhari no. 5637)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar