Senin, 17 Agustus 2015

Tawassul Nabi Adam dengan Nabi Muhammad saw.




Dalam sebuah hadits, Sayyidina Umar bin Khaththab ra. menyebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :

لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيْئَةَ قَالَ يَا رَبِّ اَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ لَمَا غَفَرْتَ لِيْ فَقَالَ اللهُ يَا آدَمُ وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ اَخْلُقْهُ، قَالَ يَا رَبِّ لَأَنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِيْ بِيَدِكَ وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوْحِكَ، رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَرَأَيْتُ عَلٰى قَوَائِمَ الْعَرْشِ مَكْتُوْبًا لآ  ِالٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدُ رَسُوْلُ اللهِ، فَعَلِمْتُ اَنَّكَ لَمْ تُضِفْ الِىٰ اِسْمِكَ إِلاَّ أَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيْكَ، فَقَالَ اللهُ صَدَقْتَ يَا آدَمُ اِنَّهُ لَأَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيَّ اُُدْعُنِيْ بِحَقِّهِ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ، وَلَوْ لاَ مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ
Ketika Adam berbuat kesalahan, beliau berkata : Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan Muhammad agar Engkau mengampuniku. Allahpun berfirman “Hai Adam, bagaimana kau dapat mengenal Muhammad sedangkan ia belum Ku-ciptakan. Adam menjawab, wahai Tuhanku, ketika Engkau menciptakanku dengan kekuasaan-Mu dan Engkau tiupkan kepadaku dari Ruh-Mu, kutengadahkan kepalaku dan kulihat pada tiang-tiang Arsy tercantum tulisan yang berbunyi Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah. Akupun tahu bahwa tidak mungkin Engkau sandarkan sebuah nama dengan nama-Mu, kecuali ia adalah mahluk yang paling Engkau cintai. Allah berfirman, kau benar hai Adam, sesungghnya dia (Nabi Muhammad saw.) adalah makhluk yang paling Ku-cintai. Berdoalah kepada-Ku dengan (bertawassul dengan) kemuliaannya, sesungguhnya aku telah mengampunimu. Dan andaikata bukan karena Muhammad, aku tidak akan menciptakanmu.” (H.R. Hakim, Baihaqi, Thabrani).

            Dalil lain yang menguatkan hadits di atas antara lain :

ذَكَرَ ابْنُ تَيْمَيَةَ حَدِيْثَيْنِ فِي هَذَا الْمَوْضُوعِ وَأَوْرَدَهُمَا مُسْتَشْهِدًا بِهِمَا فَقَالَ رَوَى أَبُو الْفَرَجِ ابْنِ الْجَوْزِيِّ بِسَنَدِهِ إِلَى مَيْسَرَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ مَتَى كُنْتَ نَبِيًّا قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللهُ اْلأَرْضَ وَاسْتَوَى إلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَخَلَقَ الْعَرْشَ كَتَبَ عَلَى سَاقِ الْعَرْشِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَخَلَقَ اللهُ الْجَنَّةَ الَّتِي أَسْكَنَهَا آدَمَ وَحَوَّاءَ فَكَتَبَ اسْمِي عَلَى اْلأَبْوَابِ وَاْلأَوْرَاقِ وَالْقِبَابِ وَالْخِيَامِ وَآدَمُ بَيْنَ الرُّوحِ وَالْجَسَدِ فَلَمَّا أَحْيَاهُ اللهُ تَعَالَى نَظَرَ إلَى الْعَرْشِ فَرَأَى اسْمِي فَأَخْبَرَهُ اللهُ أَنَّهُ سَيِّدُ وَلَدِكَ فَلَمَّا غَرَّهُمَا الشَّيْطَانُ تَابَا وَاسْتَشْفَعَا بِاسْمِي إِلَيْهِ
“Ibn Taimiyah meriwayatkan dua hadits (di sini kami ketengahkan hanya satu hadits) yang dijadikannya sebagai bukti kebenaran mengenai tawasulnya Nabi Adam kepada Nabi Muhammad saw, Ibn Taimiyah mengatakan : Telah diriwayatkan oleh Abu Al-Faraj Ibn Al-Jauzi dengan sanadnya (yang sampai) kepada Maisarah ra. Aku berkata : Wahai Rasulullah, kapan engkau menjadi Nabi? Beliau menjawab : Setelah Allah swt, menciptakan bumi, lalu berpaling (menuju) ke langit untuk kemudian menciptakannya menjadi tujuh (lapis) langit dan Dia menciptakan Arasy, Dia tulis pada kaki Arasy: Muhammad Rasulullah khatamu Al-Ambiya’ (Muhammad utusan Allah, penutup para Nabi). Dia pun menciptakan surga yang didiami Nabi Adam dan Siti Hawa, lalu ditulis namaku di pintu-pintu, pada auraq (kertas-kertas/dedaunan), kubah-kubah dan pada kemah-kemah, sementara Nabi Adam masih dalam keadaan di antara ruh dan jasad. Ketika ia dihidupkan oleh Allah swt, dia melihat ke Arasy dan melihat namaku. Allah swt, kemudian memberitahukannya bahwa Muhammad Rasulullah adalah sayyidu waladika (pimpinan anakmu). Ketika setan telah menggelincirkan keduanya, mereka memohon syafaat dengan (atas nama) namaku (seraya memohon) kepada Allah swt, (Mafahim Yajib An Tushahhah halaman 129)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar