Minggu, 04 Oktober 2015

DUA ADZAN DALAM SHALAT JUM’AT BID'AH HASANAH



عَنِ الزُّهْرِىِّ قَالَ سَمِعْتُ السَّائِبَ بْنَ يَزِيْدَ يَقُوْلُ إِنَّ الْأَذَانَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ أَوَّلُهُ حِيْنَ يَجْلِسُ اْلإِمَامُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ فِى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  وَأَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَلَمَّا كَانَ فِى خِلاَفَةِ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَكَثُرُوْا ، أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِالْأَذَانِ الثَّالِثِ ، فَأُذِّنَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ ، فَثَبَتَ الأَمْرُ عَلىٰ ذٰلِكَ

Dari Az-Zuhri berkata, Aku mendengar As-Sa'ib bin Yazid berkata, "Pada mulanya adzan pada hari Jum'at dikumandangkan ketika Imam sudah duduk di atas mimbar. Yaitu pada masa Rasulullah saw, Abu Bakar dan 'Umar ra. Maka pada masa Khilafah 'Utsman bin 'Affan ra ketika manusia sudah semakin banyak, maka pada hari Jum'at dia mememerintahkan adzan yang ketiga (adzan yang dilakukan sebelum khatib naik mimbar). Sehingga dikumandangkanlah adzan (ketiga) tersebut di Az-Zaura' (nama pasar). Kemudian berlakulah urusan tersebut menjadi ketetapan (sampai sekarang)". (H.R. Bukhari no. 916)

Sejak dahulu sampai sekarang di masjid Haram dan masjid Nabawi dilaksanakan dua kali adzan pada shalat Jum'atnya.

Hadits ini menyatakan bahwa pada zaman Nabi dan masa Khalifah Abu Bakar dan Umar ra. adzan shalat Jum’at ada dua kali (satu adzan dan iqamat). Kemudian setelah manusia berkembang ditambah adzan yang ketiga (sekarang dinamai adzan pertama) dalam shalat Jum’at. Dengan demikian maka adzan yang pertama dalam shalat Jum’at itu adalah bid’ah hasanah yang diadakan oleh Khalifah Rasyidin Sayyidina Utsman, yang kita diperintahkan oleh Nabi untuk mengikutinya. Barang siapa yang tidak mau mengikuti sunnah Khalifah Rasyidin, berarti tidak mengikuti sunnah Nabi saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar