Jumat, 06 November 2015

HUKUM KENCING SAMBIL BERDIRI



Kencing sambil berdiri itu hukumnya makruh, disunahkan kencing itu sambil duduk (jongkokj), mengingat hadits-hadits di bawah ini :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَنْ حَدَّثَكُمْ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ قَائِمًا فَلَا تُصَدِّقُوْهُ مَا كَانَ يَبُوْلُ إِلَّا جَالِسًا

Dari Aisyah, ia berkata : Barang siapa yang menceritakan kepadamu bahwa Rasulullah saw kencing sambil berdiri, maka janganlah kalian membenarkannya, karena beliau kencing sambil duduk. (H. R. An-Nasa'i no. 29, Ibnu Majah no. 327 dan lainnya)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبُوْلَ قَائِمًا.

Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : Rasulullah saw melarang kencing sambil berdiri (H. R. Ibnu Majah no. 329)

وَقَدْ رُوِىَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ إِنَّ مِنَ الْجَفَاءِ أَنْ تَبُوْلَ وَأَنْتَ قَائِمٌ.

Dan sesungguhnya telah diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata : Sungguh termasuk perbuatan yang tidak ber-etika bila kamu kencing sambil berdiri. (H. R. Tirmidzi no. 12)

عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ، أَوْ قَالَ لَقَدْ أَتَى النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُبَاطَةَ قَوْمٍ فَبَالَ قَائِمًا

Dari Hudzaifah ra, ia berkata : Sungguh aku telah melihat Rasulullah saw, atau ia berkata : Sungguh Nabi saw mendatangi tempat sampah suatu kaum, lalu beliau kencing sambil berdiri. (H. R. Bukhari no. 2471, An-Nasa'i no. 26 dan lainnya)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ قَائِمًا مِنْ جُرْحٍ كَانَ بِمَآبِضِهِ

Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw telah kencing sambil berdiri dikarenakan beliau menderita luka dibagian bawah lututnya. (H. R. Baihaqi no. 501)

وَقَدْ رَوَى الْخَطَّابِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ قَائِمًا مِنْ جُرْحٍ كَانَ بِمَأْبِضِهِ، وَيُحْمَلُ قَوْلُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَلَى غَيْرِ حَالِ الْعُذْرِ
Imam Al-Khaththabi sengguh telah meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw telah kencing sambil berdiri itu karena beliau menderita luka dibagian bawah lututnya. Dan ucapan Aisyah (dalam hadits di atas menerangkan bahwa Nabi saw selalu kencing sambil duduk), mungkin karena beliau sedang tidak ada udzur. (Kitab Nailul Authar Juz, 1 halaman, 233)

Dengan memperhatikan hadits-hadits di atas tadi, maka ulama berfatwa :

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَبُوْلَ قَاعِدًا لِئَلَّا يَتَرَشَّشَ عَلَيْهِ وَيُكْرَهُ اْلبَوْلُ قَائِمًا إِلَّا لِعُذْرٍ

Dan disunahkan kencing sambil duduk (jongkok), agar air kencingnya itu tidak memercik kepadanya. Dan dimakruhkan kencing sambil berdiri kecuali ada udzur. (Kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh - Syekh Wahbah Az-Zuhaili juz, 1 halaman, 204)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar